SEARCH

Selasa, 19 Juli 2011

Penitih syair ^ rindu hadirmu ^ jum'at 15-07-2011

Penitih syair ^ rindu hadirmu ^ jum'at 15-07-2011

by Amin Rois on Friday, July 15, 2011 at 12:56am
Tak terbayang kini ketakutanku benar2 trjadi..
Engkau menghilang disaat aku membuthkanmu..
Air mata tak terbendung..
Terkulai lemah menahan tangis ini yg amat menyakitkan..
Amat menyakitkan..

Tiada pernah ku rasakan kenyamanan seperti saat engkau temaniku..
Temani hari2ku..
Tapi Kini kau mengilang seolah terhempas angin..

Kau tau..
Aku rindu..
Aku rindu tertawa brsamamu..
Aku rindu hinaanmu padaku..
Aku rindu menangis berdua dganmu..

Dimana dirimu..
Tak mampu ku mencari yg seperti dirimu..
Dimana kasihku..
Tertahan tawaku mengenangmu dan hanya air mata menemaniku..

Ku mohon hadirlah kembali..
Aku rindu..
Hanya rasi dua nama kita yg selalu ku lihat saat malam mulai menggulung mentari..
Walau meski mendung menghalangi..
Walau meski gerimis membasahi..

Sisy aku rindu..
Aku merindukanmu..
ku harap engkaulah bidadari surgaku..

penitih syair ^ ku petik bunga ini untukmu ^ Selasa 19-07-2011

penitih syair ^ ku petik bunga ini untukmu ^ Selasa 19-07-2011

by Amin Rois on Tuesday, July 19, 2011 at 1:13pm
Judul : Ku petik bunga ini untukmu
Oleh : Amin R

Terdengar sayup-sayup rintih atau mungkin tangis ratapan kesepian..
Dalam pekat gelap gulita sang malam, meraba jiwa tanpa penerang..
Sendiri tertatih tatih..

Walau bulan bersinar, walau damar-damar menyala di meja dan di pojok2 dinding..
Namun tetap matamu berkaca..
Bibirmu meracau menangis..

Wahai alangkah malang gadis yg tersakiti..
Terhianati janji dari sebuah tutur busuk yang merayu..
Dari sebuah tutur busuk ber Alas kata cinta..

Ingin rasanya ku memeluk melepas beban dalam hatimu..
Mencoba mewadahi dan membasuh tangis yang terjatuh dari pipi manismu..

Ku petik bunga ini untukmu..
Agar sejenak kau hirup wanginya dan menenangkan hatimu..

Usah lagi bersedih walau kau meraba dalam gelap..
Karna saat itu aku menggenggam erat tanganmu..
Aku menjadi langkah dan matamu..
Jika kau membisu, ku yg akan menjadi tutur bibirmu..

Kini tak usah lagi kau merana..
Saat ini gelap maka esok mentari menyambutmu dengan tersenyum..
Saat ini sepi maka esok burung2 bernyanyi di pelataranmu..
Saat ini hujan maka sebentar lagi awan pekat akan tersingkap..